Hidup “memang” rentan saling menyalahkan. Termasuk di dalam kehidupan keluarga. Antara anak dengan ortu selalu saja ada pemicu yang bisa dipergunakan untuk saling menyalahkan. Bahkan ekstremnya anak bisa memiliki pikiran bahwa kalau ortunya meninggal itu sebuah “kesempatan yang enak!” karena meninggalkan persoalan. Sementara bagi anak persoalan itu harus dia bawa dalam hidup dan itu adalah penderitaan!
Hidup yang saling menyalahkan berakibat pada akumulasi penderitaan yang bergulung-gulung. Sang anak yang membawa kekesalan keturunan dari ortunya, akan beranjak dewasa dan kemudian menikah, lalu alhasil punya peluang untuk menurunkan akumulasi penderitaan itu kepada anaknya. Demikian berulang dan semakin tajam!
Hidup yang rentan saling menyalahkan harus ketemu portal yang dapat menghentikan akumulasi penderitaan! Portal seperti apa ya?