Akhir-akhir ini viral banget kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Dimana-mana selalu terngiang-ngiang. Sebenarnya, apa KDRT cuma tentang kekerasan fisik? Terus kalo ada yang ngerasa tekanan mental gara-gara ucapan orang lain, apa ga termasuk “kekerasan”?
Aku pernah diceritain seorang teman, sebutlah Rembulan. Dalam keluarganya memang ga pernah ada kekerasan fisik sih, tapi hampir tiap hari kehidupan dalam keluarganya diwarnai dengan kata-kata yang menggores hati. Tak khayal, itu menjadi luka yang membekas dalam hatinya. Sampai akhirnya, katanya rasanya susah banget buat keluar dari zona yang menyakitkan dan berlari meraih impiannya.
Haruskah kita menyesali dan menyalahkan takdir ini?